Posts

Showing posts from December, 2016

Translate

Sebagian Kecil dari Gaji.

Kamis, 8 Desember 2016 Sambil menunggu adzan maghrib berkumandang, kupandangi layar monitor sambil berharap ada suatu kabar bahagia. Sambil memandangi layar tersebut, terbesit pikiran untuk memosting sebuah status kontroversial disalah satu group Facebook suatu organisasi. Rencana untuk cari sensasi seberapa besar komentar penolakan atau bahkan hujatan yang saya terima. Tapi, pada akhirnya saya urungkan niat tersebut. Sampai pada akhirnya ku posting sebuah saran sederhana terkait aksi penggalangan dana bencana gempa Aceh. Saran yang diharapkan hanya sekedar dibaca tanpa dikomentari, berubah saat seorang anggota tua memberikan komentar seakan saya membangun opini baru. Yah emang benar apa kata seorang bijak, apa yang kita rasa benar belum tentu benar kata orang. Akhirnya ku akhiri masalah itu, karena kutanggapi pasti tak akan pernah ada goal penyelesaiannya. Penat terasa selepas pulang dari tempat mencari pundi-pundi untuk melanjutkan kuliah ketahap Sarjana Terapan. Kuarahkan laju

Sang JUKIR

Selasa, 8 November 2016 Jam menunjukkan pukul 19:14, ketika hujan mengurungku di sentra kuliner convention center Surabaya dengan ditemani seporsi mie pansit Jakarta yang telah habis saya makan. Saat itu mata saya terpanah dengan seorang pria usia sekitar 45 tahun yang senan tiasa sabar melawan derasnya hujan. Dia tidak peduli basah dan resiko sakit kehujanan. Hanya untuk menjalankan amanah yang dia terima demi upah untuk keluarga. Ya,.juru parkir itulah dia. Pria tua yang se nan tiasa mengatur dan menata kendaraan para pengunjung. Sesekali dia membantu pengunjung untuk mengeluarkan kendaraannya dari tempat parkir. Walaupun nafas dada yang menampakkan tuanya usia, dia tak pernah mengeluh, bahwa raga sudah tak lagi mampu untuk bekerja seperti itu. Sesekali dia mengarahkan pandangannya pada pengunjung yang sedang lahap menyantap hidangannya. Ingin rasanya aku mentraktir dia walau semangkuk mie pangsit. tapi apa daya lembaran dalam dompet tak cukup untuk menebus mie pangsit sati porsi lag

Loper Koran

Rabu, 9 Nopember 2016 Kamar kost digembok, helm terpasang di kepala dengan baju rapi dan tas dipundak, pertanda bahwa saya akan berangkat memulai aktivitas sebagai karyawan di pagi yang cerah ini. Ditemani dengan rasa kantuk karena tidur sekitar jam 04:30 s.d 06:30 ku pacu motorku dengan kecepatan standar kota sambil melihat indahnya pemandangan metropolitan 2. Tepat diperempatan Jl. Arief Rahman Hakim, lampu lalu lintas menunjukkan warna merah. Dengan motto tiada barisan ter belakang bagi pengendara motor, saya berusaha menuju barisan terdepan. Atas usaha yang terbilang nekat kucapai barisan tersebut. Sambil menunggu lampu hijau, ku perhatikan kondisi sekitar dan pada akhirnya mata tertuju pada seorang pria tua usia 50an tahun. Tiada yang spesial yang dapat digambarkan bagi pria tersebut. Dia hanya seorang bapak yang menawarkan koran kepengendara mobil dan motor. Profesi seperti itu kita kenal dengan nama loper koran. Melihat seorang loper koran dijalan, saya teringat seorang lope

Jalan dan Kesempatan

Pagi ini (23/11) pada pukul 07.36 dengan pakaian yang rapi seperti halnya seorang karyawan sebuah perusahaan swasta pada umumnya, saya pacu kuda merah dengan nama supraX 125R dan nomor seri M2854AE. Tepat pada pertigaan pertama dari kost, saya nyalakan lampu tanda belok kanan, karena jalan cukup padat saya hentikan sejenak laju sang kuda. Tepat beberapa detik setelahnya dari belakang kuda saya, ada kuda putih yang menyenggol kuda merah saya. Saya terkejut dan menolehkan panda ngan kedepan, tampak seorang putri dari sebuah kerajaan dengan wajah takut meminta maaf atas perbuatan kudanya. Saya hanya melontar senyum tanda menerima maaf darinya. Jalan mulai sedikit longgar saya pacu kudah merah kembali. Tepat setelah belok ada seorang bapak usia sekitar 40 tahunan, yang meminta bantuan untuk menarik kudanya yang sedang ngambek dan tak mau jalan. Tanpa berpikir panjang saya bantu bapak tersebut. Ditengah perjalanan saya melihat warung makan langganan makan siang kantor. Tapi saya tak kua