Posts

Showing posts from 2015

Translate

PRAMUKA sebagai GAYA HIDUP

PRAMUKA hmmm............. Nama yang sangat identik dengan seragam khasnya yang berwarna cokelat dan dipakai setiap hari jum'at bagi siswa SD, SMP, dan SMA se-derajat. Selain itu, ciri khas yang paling menonjol adalah nuansa tepuk dan nyanyi yang seakan tak guna untuk bergabung dengan wadah pendidikan ini. Sebagian besar orang mengenal Pramuka dengan kegiatan kemah dan menjelajah menyusuri pematang sawah seakan tidak ada kerjaan lain yang lebih berguna. Menumpuk sampah pasca berkemah serta mengecat banyak pohon, tembok, tanah dan semua yang bisa dicat dengan motif tanda silang dan panah dosertai warna yang itu-itu aja.  Selain itu peraturan Kementiran Pendidikan dan Kebudayaan yang menjadikan Pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib, membuat dilema besar bagi mereka yang [nggak] suka Pramuka. Entah itu karena memang pendidikan kepramukaan yang benar-benar sangat bermutu bagi pendidikan karakter bangsa, atau malah kekhawatiran besar-besaran bagi Gerakan Pramuka karena telah mulai

HAMPA

Dalam sebuah ruang sempit nan nyaman bergumam suara televisi yang tak terhiraukan Mereka yang sibuk dengan pribadinya dan aku yang bingung untuk menggoreskan pena Disaat itulah hampa terasa........

NASEHAT PEMBIMBING LAPANGAN (Praktek Kerja Lapangan)

" Bukan seberapa besar nilai IP yang seharusnya kamu renungkan melainkan langkah apa yang akan kamu lakukan setelah lulus, dan apa saja yang harus kamu persiapkan. " by Dian Setyo Nugroho ---- " ---- uraianku ---- " ----    Kita mungkin pernah membayangkan sebuah ekspektasi dalam hidup yang sangat berhubungan dengan jenjang sekolah. Kita tahu sewaktu kita berada dalam jenjang pendidikan dasar, kita akan membayangkan indahnya berada dalam pendidikan menengah pertama. Kita akan menjadi pribadi yang menuju sebuah keremajaan muda yang akan mengerti indahnya dunia pembebasan dalam bertindak dan berkeinginan. Akan tetapi kita mengalami sebuah masa yang tidak sesuai ekspektasi kita, sekali lagi kita berkata lebih indah dunia pendidikan menengah atas.    Kita selalu berekspektasi bahwa pendidikan menengah atas adalah jauh lebih indah. Kita membayangkan bahwa dijenjang ini kita akan mengalami sebuah masa remaja dewasa yang akan mengerti benar arti pembebasan d

Leader atau Manajer apa bedanya ?

Saat ini saya berada dalam sebuah Kekuasaan Tertinggi dalam salah satu organisasi yang saya ikuti. Sebutlah kekuasaan tersebut dengan "musyawarah". Apa itu musyawarah ? musyawarah ini merupakan sesuatu (kata Syahrini) yang spesial. Why ....... ? Karena yang satu ini bisa bikin organisasi saya bubar. heheheheheh......... Yang lucu adalah ketika musyawarah itu dilaksanakan pada agenda pemilihan pimpinan baru. Pemilihan pimpinan baru ditinjau dari segi manajerial. Padahal kita sedang memilih leader bukan manajer. Apa beda dari keduanya ? Dilihat dari segi tugas 1. Leader memiliki tugas untuk menentukan arah dari pengembangan organisasinya serta membangun semangat dari para anggotanya. 2. Manajer memiliki tugas untuk menciptakan sebuah keteraturan dan kepatuhan terhadap keteraturan. Jadi ranah keduanya sangat berbeda, akan tetapi yang lucu kok bisa terjadi ya............... ?

JANJIKU sebagai seorang PANDU

TRISATYA Demi kehormatanku, aku berjanji akan bersungguh-sungguh : Menjalankan kewajibanku kepada Tuhan dan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila. Menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat. Menepati Dasa Dharma. Sebuah janji suci yang telah kuucapkan tatkala aku meninggalkan masa dimana aku harus meninggalkan sebuah golongan usia pendidikan dalam Gerakan Pramuka. Janji yang tak lebih dari tiga baris, yang akan menjadi sebuah dasar bagi kehormatanku sebagai seorang Pramuka pandu Indonesia. Janji yang sangat sulit unutk dijalankan sepenuhnya dengan hati sukarela. Akan tetapi apalagi yang dapat aku perbuat guna menunjukaan sebagaimana sebuah kehormatan bagiku, iya itulah aku. By, Nandika Sutjipto, S

PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA, "OMONG KOSONGKAH ?"

Image
          Teringat masa sekolah dijenjang Pendidikan Menengah Atas pada tahun 2010 s.d 2013. Saya ingat betul pada pertengahan masa pendidikan digembar-gemborkan oleh pihak sekolah tentang suatu program Pendidikan Karakter Bangasa. Dimana salah seorang guru saya menjelaskan bahwa pada setiap mata pelajaran harus ada sisipan mengenai Pendidikan Karakter Bangsa. Dari penjelasan singkat tersebut saya mulai membayangkan bagaimana cara guru saya memberikannya (pemilihan kata tersebut pada saat saya SMA tapi kalau sekarang mungkin saya pakai kalimat "implementasi dan metode pelaksanaan"). Setelah beberapa bulan saya dari salah satu guru saya menginformasikan hal tersebut tampak sekolah mulai terlihat serius, dimana disetiap dinding kelas mulai dihiasi dengan tempelan delapan belas pendidikan karakter.  sumber : http://belajarpsikologi.com/pengertian-pendidikan-karakter/            Dari delapan belas nilai tersebut saya akan mengulas satu nilai yang sangat saya ragukan.

POLITIK PERLUKAH ?

Bertolt Brecht berkata, "Buta terburuk adalah buta politik. Tidak mendengar, tidak berbicara, dan tidak berpartisipasi dalam peristiwa politik. Tidak tahu bahwa biaya hidup, harga kacang, harga ikan, harga tepung, biaya sewa, harga sepatu dan obat tergantung pada keputusan politik. Orang yang buta politik biasanya bangga dan membusungkan dadanya mengatakan bahwa ia membenci politik. Ia tidak tahu bahwa dari kebutaan politiknya lahir pencuri terburuk dari semua pencuri." __________________________________________________________________________________ Mendengar kata "politik" bagi sebgian orang merupakan suatu hal yang menggelikan, menyeramkan bahkan terasa muak hingga hampir muntah. Tapi, kita perlu sadar bahwa sebagian aktivitas kita ditentukan oleh keputusan politik. Jadi sebagai seorang warga negara disuatu negara seharusnya kita peka  terhadap setiap alur politik yang terjadi. Itu merupakan standar yang seharusnya......... akan tetapi ..........